POLEMIK KHATAN PEREMPUAN DI INDONESIA
Abstract
Khatan perempuan di negara Indonesia masih menjadi amalan yang dipertikaiakan melibatkan pembuangan atau pembedahan tisu genital wanita. Pendapat terhadap amalan ini bervariasi tergantung pada konteks agama, budaya, dan sedunia. Sehingga dapat mempengaruhi hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami status hukum khatan perempuan di Indonesia berdasarkan peraturan hukum yang ada. Selain itu, kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjelaskan pendapat hukum Islam mengenai khatan wanita serta tafsiran amalan ini, serta untuk mengkaji kesan fatwa agama terhadap amalan khatan perempuan di Indonesia. Kajian ini menggunakan reka bentuk kualitatif, manakala pengumpulan data menggunakan kaedah kajian kepustakaan (Library Research). Kaedah ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan, seperti buku, jurnal, artikel ilmiah, fatwa keagamaan, serta dokumen pendukung. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai sudut hukum yang mengatur khatan wanita, pendapat dalam hukum Islam, serta peran fatwa keagamaan dalam amalan ini. Hasil kajian menunjukkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 melarang amalan sunat perempuan di Indonesia untuk melindungi kesihatan reproduksi anak-anak dan meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak wanita. Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang khatan wanita sebagai bagian dari syariat Islam yang diperbolehkan dengan syarat dilakukan secara aman dan tidak membahayakan kesihatan. MUI dan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) berbeda pendapat mengenai khatan wanita, dengan MUI mendukung amalan aman sesuai syariat dan KUPI menolak karena alasan medis. Sementara itu, keputusan yang ditetapkan sebaiknya mengatur pelaksanaannya oleh tenaga medis terlatih untuk menghindari salah tafsiran antara sunat wanita dalam Islam dan amalan Female Genital Mutilation/Cutting (FGM/C).